03 Maret, 2009

Jangganong Borong Penghargaan Dalam Parade Tari Nusantara 2008


PONOROGO - Tim kesenian Ponorogo berhasil membawa pulang sejumlah penghargaan dalam Parade Tari Nusantara 2008 di Balairung Sasono Langen Budoyo Jakarta. Melalui tari Jangganong garapan Wisnu HP, beberapa katagori mampu disabet. Di antaranya 5 penata tari unggulan, 5 penata musik unggulan dan 5 penata rias busana unggulan, dan 13 unggulan terbaik.

Usai tampil di Jakarta, mereka langsung memamerkan aksinya di hadapan Bupati Muhadi Suyono dan para pejabat muspida saat resepsi HUT RI ke-63 di pendopo kabupaten, kemarin malam. “Keberhasilan duta seni yang kita kirim ke Parade Tari Nusantara sebagai kado bagi Ponorogo yang berulang tahun ke-512,” kata Sekretaris Yayasan Reyog Ponorogo Budi Satrijo pada koran ini.�

Dijelaskan, tari Jangganong terinspirasi dari salah satu versi cerita rakyat Ponorogo. Di mana mengisahkan Bujangganong yang bertapa di Gunung Hahendra Daru (Lawu) dan mendapatkan sebuah topeng kemuliaan. Sayang, dia menjadi sombong, angkuh dan lupa akan kesempurnaan hidup.

“Jangganong adalah sebuah fenomena kehidupan anak manusia yang diwarnai ungkapan emosi sebagai refleksi yang mempengaruhi sikap untuk mengandalkan segala kekuatan dan kecerdasannya,” jelasnya. Sehingga yang muncul adalah kecongkaan dan lupa akan makna kesempurnaan hidup.

Rombongan tim kesenian Ponorogo itu didukung komposer Marji dam sejumlah kru. Para penari di antaranya Wisnu HP, Renaldo, Renaldi Panggih, Nico Febrianto, Wahyudi, Ria Arifin dan Nurhadi Putut S. Sementara barisan pemusik ada nama Marji, Joko Susilo, Hari, Trio, Yoga, Aji, Sutar, Rudi, Bambang Mboto, Afif, Guntur, Hendro, Eko, Rahardian, Gigih, Angga, Doni, Saiful dan Jarmani. (tya/isd)

Radar Madiun, Selasa, 19 Agustus 2008
Ditulis pada Agustus 19, 2008 oleh brangwetan